Langsung ke konten utama

Tantangan Mini Exploration (Food Research)

Halo! Aku masih mengerjakan tantangan-tanntangan Mini Exploration, tinggal 1 lagi. Yeayy!!!
Nah, tantangan yang ini menurutku agak susah. Dari dulu aku tidak pernah berani berbicara dengan orang asing, di tantangan yang ini aku terpaksa berbicara dengan orang yang tidak aku kenal.

Untuk tantangan ini ada 3 topic sebagai bahan riset. Ada kue, ikan, dan sayur. Aku memilih ikan sebagai bahar risetku. Kenapa? Karena pedagang ikan di pasar, orangnya ramah, dan dapat memberi informasi yang banyak. Jadi pada tanggal 2 Oktober 2017, aku pergi ke Pasar Segar Galaksi bersama mama untuk mewawancarai pedagang ikan.

Hal-hal yang aku dapatkan setelah mewawancarai pedagang ikan:
  • Nama: Mas Nana
  • Ikan-ikan yang dijual Mas Nana dikirim dari daerah Cirata pukul 04.00 pagi. 
  • Rata-rata setiap harinya ikan dagangan Mas Nana laku:
    • Lele: sekitar 30 kg
    • Nila: sekitar 20 kg
    • Mas: sekitar 10 kg 
    • Patin: sekitar 5 kg
    • Mujahir: sekitar 10 kg
    • Gurame: sekitar 10 kg
  • Harga ikan/kg:
    • Lele: Rp 25.000,00/kg
    • Nila: Rp 30.000,00/kg
    • Mas: Rp 30.000,00/kg
    • Patin: Rp 30.000,00/kg
    • Mujahir: Rp 30.000,00/kg
    • Gurame: Rp 50.000,00/kg
  • Supaya ikan-ikan yang dijual oleh Mas Nana selalu sehat dan tidak stress, Mas Nasib sering mengganti airnya (sehari 3 kali ganti)
  • Mas Nana berusaha sangat keras supaya dagangannya laku. Setiap hari Ia harus berurusan dengan tangan yang amis, sirip ikan yang kadang membeler tangannya, pelanggan yang kadang complain, dan lain sebagainya. Tapi Mas Nana selalu semangat dalam pekerjaannya ini, supaya dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. 
Mas Nana sangatlah ramah dan ketika aku wawancarai, Mas Nana menjawabnya seperti mengobrol. Aku jadi agak santai dan tidak deg-degan lagi karena keramahannya itu. Dari wawancara ini, aku belajar cara memulai pembicaraan yang sopan, dan aku juga belajar bahwa pedagang-pedagang di pasar berusaha sangat keras supaya barang jualannya laku. Karena ini, sekarang aku lebih menghargai makanan yang aku makan, setelah melihat perjuangan para pedagang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan/Minuman

Untuk tantangan ke-8, regu kami diberi tugas untuk mencari informasi tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan/minuman. Pertamanya aku bingung mau bikin apa ya? Dan tidak tau akan menuliskan apa saja di tugas kali ini. Tapi setelah berunding bersama teman-teman seregu, kami membagi tugas, dan dalam waktu yang sangat singkat, tugas kami terkumpul semua. Setelah bingung-bingung mau buat apa, akhirnya aku memutuskan untuk membuat infografis yang simpel tapi jelas. Inilah infografisku, yang aku buat dalam 1 jam menggunakan aplikasi dari hp. Wah perjuangannya amat sangat lah pokoknya..

Kemping Ceria H2 - HARI YANG MENYENANGKAN

"SAHUUUUR SAHUUUUR!!!" "Duh yaampun, perasaan baru aja tidur!" pikirku pagi itu saat dibangunkan oleh salah satu teman laki-laki. Aku duduk, mengumpulkan nyawa, lalu teriak membangunkan teman-teman satu tendaku. "YAAAK SELAMAT PAGIIIIII!! YOK BANGUN YOK!!" yang dijawab dengan tendangan dari Adinda. Teman-teman satu tenda ku tidak ada yang bangun. Hanya Anja yang sudah duduk sambil mengucek-ucek matanya. Aku menepuk kakinya Michelle, Agla, dan kemudian Adinda. Tapi hanya dijawab dengan "HmmmMmmMMm" dari mereka. Tak lama kemudian, Khansa mendorong-dorong pintu tenda kami, berniat untuk membangunkan. Aku memang sudah tidak sabar keluar tenda dan melihat indahnya pagi hari disana. Berhubung yang lainnya masih belum termotivasi untuk bangun, aku keluar sendiri. Betul-betul indah pagi itu! Sebenernya sih masih gelap, tapi udaranya yang sejuk membuatku melupakan tugas-tugas! "AKHIRNYA AKU BISA JOGED!" Diluar, aku bertemu Tata, Katya, dan

Tantangan Mini Exploration (Observe Them All 2)

#tantangan2 jilid 2 #observethemall Aku memilih ibu penjual soto untuk aku wawancarai karena aku sudah berlangganan di soto itu dari aku masih kecil sekali. Soto yang ibu itu buat sangat enak, kuahnya bening berwarna kuning, gurihnya pas, dan setiap kali kesana, pasti tidak pernah bosan. Ibu penjualnya sangat ramah, jadi sering mengobrol bersama aku, mama, dan juga papa. Warungnya yang dulu dan sekarang sangat berbeda. Dulu warungnya sangat sempit, dan sekarang sudah diperlebar. Tapi ada yang tidak berubah, yaitu dari dulu sampai sekarang, ibu penjual soto selalu memanggil namaku “Lastri” padahal namaku “Ratri”. Dari aku berumur 3 tahun, sampai aku berumur 13 tahun, tetap saja ibu penjual soto memanggil aku “Lastri”. Malam sebelum aku mewawancarai ibu penjual soto, aku membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu supaya aku tidak canggung di depan ibu penjual soto. Isinya antara lain: 1.        Ibu namanya siapa? 2.        Sudah berapa lama berjualan soto? 3.        K